Salah satu hal yang membuatku termotivasi untuk secepatnya bangkit itu,
ayah. Iya, beliau yang tubuhnya sudah di dalam “sini” 16 tahun lalu.
.
Aku bisa mengenal sosoknya seperti apa, itu karena ibuku yang terkadang
di satu moment, beliau tiba-tiba menceritakan potongan kisah ayah. Dan
saat itu juga kurasa ibu merindukan ayah. Aku pun sama. Merindukan sosok
yang aku tidak ingat sedikitpun, “hal apa yang sudah kami lakukan
bersama”.
.
Beliau meninggal karena sakit yang sudah dia ketahui semenjak beliau dudu k di bangku
SMK. Hanya salah satu guru SMKnya yang dia beritahu. Ibuku bahkan baru
tahu kalau ayah sakit itu ketika sakitnya kambuh saat umurku lebih
kurang 1 tahun. Orangtua dan keluarga ayah yang lain, bagaimana? Mereka
baru tahu kalau ayah sakit semenjak beliau masih bersekolah itu, saat
kami bersilaturrahim ke rumah mereka, di 4-5 tahun belakangan ini. Ya,
sekitar segitu. Aku lupa kapan tepatnya.
.
Terkadang terpikir olehku, semoga Allah memberiku jodoh yang hebat
seperti ayah. Hihihi, mungkin ada yang tersenyum atau mungkin tertawa
saat membaca 1 kalimat sebelum kalimat ini.
.
Apapun itu, itulah sedikit kisahku. Ambil saja hal positifnya, ya.
Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa, luangkan sedikit waktumu untuk
menghabiskan waktu bersama orangtuamu sesibuk apapun kamu. Karena kamu
bakalan merasa kehilangan banget kalau mereka sudah tak ada lagi di
dunia ini. Hormati mereka, hargai mereka, sayangi mereka, dan doakan
kebaikan untuk mereka. π
.
————————————————
Kematian itu pasti. Allah berfirman dalam Quran Surah Al-Anbiya’ (21) : 35.
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya
kepada Kami.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sepuluh Menit di November 2017 Bagian 6
'Tumben Eka jelas ngomongnya. Biasanya setengah-setengah.' Entah mengapa kalimat ini membuatku ingat pada seseorang y...
-
Karya tulis ilmiah biasa disingkat Karya Ilmiah (Scientific Paper)-- adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil pen...
-
Aku tak ingin menyusahkan orang lain. Untuk itu, setidaknya aku harus berlari. Tapi, aku tak menyangka kalau berlari sendirian akan sesulit ...
-
Hah. Aku menghela napas. Pesan Lelya ini membuatku semakin sadar betapa pikunnya aku. “Someone, help me!”, teriak...
Kalau Egit udah merasakan kehilangan ayah, saya malah kebalikannya. Saya kehilangan sosok seorang ibu pada saat saya duduk dibangku kelas 6 SD.
BalasHapusTidak ada kata yang dapat mendeskripsikan rasa kehilangan ketika ditinggal oleh orang yang kita sayang, hanya doalah yang dapat kita sampaikan.
Semoga Allah tempatkan mereka di surgaNYA. Allahumma Aamiin. Semangat jadi anak yang dibanggakan orang tua ya egit.
Aamiin Ya Allah. Makasih, Ibuk. :)
HapusHanya bisa blng.. Semangat..
BalasHapusDan kita juga hrus memperbaiki diri kita.. Krna ajal gk tau kapan menghampiri kita..
Iya Ky. Makasih ya.
Hapus