Hah. Aku menghela
napas. Pesan Lelya ini membuatku semakin sadar betapa pikunnya aku.
“Someone, help me!”,
teriakku lepas.
“What happened, Ka? Are you OK?”, sahut Kak Aulia. Dia langsung membuka pintu kamarku yang lupa kukunci.
“Nothing. I’m OK, Kak. Hehehe....”
“Kok belum tidur, Ka? Emang besok nggak ngampus?”
“Ngampus kok, Kak. Ini juga mau tidur . Good night, Kak.”
“Oh, iya. Good night.”
“What happened, Ka? Are you OK?”, sahut Kak Aulia. Dia langsung membuka pintu kamarku yang lupa kukunci.
“Nothing. I’m OK, Kak. Hehehe....”
“Kok belum tidur, Ka? Emang besok nggak ngampus?”
“Ngampus kok, Kak. Ini juga mau tidur . Good night, Kak.”
“Oh, iya. Good night.”
Aku mengantarkan Kak Aulia kembali ke kamarnya yang sebenarnya kamar kami sebelah-sebelahan dan pastinya dia juga tidak perlu kuantar. Berhubung aku ini orangnya ‘agak-agak’, jadi dengan senang hati aku melakukannya.
“ Eh, Eka. Ke sini aja.
Ke kamar Kakak”, kata Kak Aulia sebelum dia mengunci kamarnya.
“Ada apa rupanya, Kak?”, tanyaku keheranan.
“Nonton film bareng kita. Kak Arin punya film bagus. Ya kan, Kak?”, tanya Kak Aulia pada Kak Arin.
“Iya dek. Kalian pasti baperlah nontonnya. Pasti”, jawab Kak Arin semangat.
“Nonton film bareng kita. Kak Arin punya film bagus. Ya kan, Kak?”, tanya Kak Aulia pada Kak Arin.
“Iya dek. Kalian pasti baperlah nontonnya. Pasti”, jawab Kak Arin semangat.
Bersambung.
Eka lanjutannya mana kok lama sekali???
BalasHapusTunggu ya, Lel. Lagi agak sibuk, nih. Hehehe.... Pasti ada lanjutannya, kok. :)
BalasHapus